Sabtu, 22 Oktober 2016

Usaha Rumahan Nata de Cassava

BAB I
PENDAHULUAN


Nata`de cassava adalah produk nata berbahan baku singkong atau ubi kayu. Nata merupakan bahan pangan yang banyak digunakan sebagai campuran produk minuman kemasan siap saji yang banyak dijumpai di warung, toko hingga supermarket. Di Indonesia, produk minuman kemasan berbahan baku nata banyak digemari dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Umumnya masyarakat lebih mengenal nata de coco, yaitu nata berbahan baku air kelapa atau yang sering disebut dengan sari kelapa. Nata de cassava memiliki karakteristik tidak jauh berbeda dengan nata de coco, yaitu warnanya putih , kenyal, renyah mudah digigit dan kandungan seratnya tinggi yaitu 1,7%. Selain itu, nata de cassava juga memiliki tekstur yang halus dan rata pada bagian permukaanya dan memiliki aroma tidak menyengat. Nata de cassava memiliki potensi yang besar menjadi pesaing produk nata de coco, karena memiliki kualitas produk yang tidak kalah dengan nata de coco. Saat ini, produk minuman kemasan nata de cassava sudah mulai populer.
Selain digunakan sebagai bahan minuman, produk nata juga banyak digunakan untuk campuran berbagai makanan kecil antara lain kue pudding, koktail, manisan, es campur, dan lain-lain. Di pasar domestik, permintaan produk nata biasanya meningkat tajam pada saat bulan Ramadan, menjelang hari raya lebaran, tahun baru, dan hari-hari besar lainnya. Dibulan puasa, hampir diseluruh kota di Indonesia banyak pedagang kolak, es buah, koktail, menggunakan bahan nata sebagai bahan campuran.
Pada umumnya industri minuman lebih familier dengan nata de coco sehingga permintaan produk nata  setengan jadi atau potongan oleh industri minuman kemasan sangat tinggi. Namun pasokan nata de coco setengah jadi ke industri minuman masih belum mencukupi permintaan, sehingga pasar nata berbahan baku lain masih terbuka lebar termasuk nata de cassava yang memiliki kualitas produk yang cukup baik sebagai subtitusi nata de coco. Hal ini menunjukkan bahwa nata de cassava memiliki peluang besar untuk menjadi pesaing nata de coco.

BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi Ide Dan Konsep
a.      Analisis Ide
Singkong merupakan tanaman tropis dan sub tropis yang umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dan daunnya bisa dijadikan sebagai sayuran. Singkong merupakan komoditas pertanian yang telah banyak diolah menjadi aneka produk yang banyak di konsumsi oleh manyarakat. Singkong merupakan bahan baku industri nata de cassava. Oleh karena itu nata de cassava sangat bergantung pada ketersediaan, kontinuitas, dan stabilitas harga bahan baku singkong. Singkong berkualitas bsik jika memiliki kadar pati tinggi, kadar air rendah, warna putih, kulit tipis dan mudah dikupas, serta kandungan asam sianida dalam level rendah. Di Indonesia, untuk mendapatkan bahan baku singkong relative mudah dan murah karena tanaman ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Mutu singkong akan sangat dipegaruhi oleh jenis, umur, tempat tumbuh, perawatan, dan pemupukan pada saat budi daya. Umur singkong yang siap panen kurang lebih 7-9 bulan. Singkong dengan kadar pati yang tinggi akan berpengarung pada kualitas nata yang dihasilkan. Singkong dengan warna putih akan menghasilkan nata de cassava warna putih cerah, sedangkan singkong dengan warna kuning akan menghasilkan warna nata kecoklatan meskipun jika diproses lebih lanjut dengan pencucian dan perebusan dapat berwarna putih. Singkong berkulit tipis dan mudah dikupas secara ekonomis lebih  mudah. Singkong yang mudah dikupas lebih efesien hemat waktu dan biaya tenaga kerja. Berikut kreteria yang diharapkan:
1.      Ukuran pasar yang diharapkan dapat menjangkau semua kalangan. Aspek pasar merupakan aspek yang sangat penting untuk dipertimbangkan, sehingga dapat diprediksi perkembangan bisnis berdasarkan pangsa pasar yang tersedia, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan di masa yang akan datang, tingkat persaingan, dan strategi yang harus dilakukan dalam menghadapi pesaing. Potensi pasar nata de cassava cukup memjanjikan, karena produk nata de cassava memiliki kualitas yang cukup bagus dan mampu menjadi subtitusi nata de coco, sedangkan permintaan produk nata cukup besar, apalagi saat ini produk nata tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan saja, juga untuk nonpagan.
2.      Peluang dan tantangan pengolahan nata de cassava salah satunya penyediaan bahan baku singkong harus sesuai dengan jadwal produksi agar tidak terjadi penumpukan bahan baku. Singkong yang terlalu lama disimpan akan busuk. Kebutuhan bahan baku singkong dapat terpenuhi dengan menjalin kerja sama dengan supplier singkong atau bermitra dengan petani singkong. Harga singkong di petani atau supplier berkisar Rp. 600 sampai Rp. 1000, harga singkong tergantung pada jenis singkong, wilayah pemasaran ketersediaan, dan tingkat permintaan.
3.      Kekuatan bisnis nata de cassava adalah ketersediaan bahan baku yang melimpah, proses fermentasi nata de cassava tidak memerlukan penambahan gula pasir. Gula pasir dibutuhkan hanya untuk pengembangbiakan bibit Acetobacter xylinum. Gula pasir merupakan biaya variable yang perlu dipertimbangkan karena harga gula pasir bersifat fluktuatif. Pada proses produksi nata de cassava, relative mudah, teknologi yang digunakan sederhana, tersedia sumber daya manusia atau tenaga kerja yang mudah di pekerjakan. Untuk berwirausaha nata de cassava skala rumahan, kita dapat membuat produk siap saji berupa nata lembaran atau potongan keindustri minuman kemasan skala besar. Atau dikemas sendiri dalam bentuk minuman sirup dalam kemasan gelas plastik.
4.      Lokasi produksi merupakan produk yang sangat penting dan menentukan keberlangsungan usaha nata de cassava. Ada beberapa pertimbangan untuk menentukan lokasi antara lain: Mendekatkan pada bahan baku,  karena kontinuitas bahan baku adalah faktor penting yang menunjang keberlangsungan usaha. Mendekatkan pada pasar, bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat pemasaran serta menekan biaya pengiriman. Mendekatkan pada sumber daya tenaga kerja, dengan upah yang terjangkau dan layak sesuai dengan  kemampuan laba yang dihasilkan. Tenaga kerja dengan kinerja tinggi akan menekan biaya produksi dan meningkatkan laba. Cukup tersedia sarana infrastruktur seperti jalan, listrik, dan air. Akses jalan diperlukan untuk keluar masuk pengiriman produk dan penerimaan bahan baku. Air merupakan sarana penting bagi industri nata de cassava karena memerlukan air bersih untuk pengenceran media, pencucian alat-alat yang digunakan dan untuk penyimpaanan nata de cassava dalam drum. Nata hasil panen harus ditambah air agar tidak rusak dan berjamur.  Lokasi produksi sebaiknya tidak berada dalam di pemukiman yang padat penduduk dan sudah mendapat ijin dari warga setempat. Area produksi seringkali menimbulkan bau yang kurang sedap dan limbah cair atau limbah  produk gagal  berpotensi mengganggu lingkungan sekitar. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk mengantisipasi komplain oleh warga.
b.      Rencana Pemasaran
1.      Produk nata de cassava
Untuk menghasilkan nata de cassava yang siap konsumsi diperlukan pengolahan lebih lanjut dengan penambahan gula, berbagai macam cita rasa, pemberian pewarna untuk menembah daya tarik, bahan pengawet, hingga pengemasan menggunakan mesin kemasan manual atau otomatis. Kemasan yang biasa digunakan antara lain kantung plastik, cup, atau kaleng. Formula untuk membuat sirup nata de cassava dalam kemasan tergantung kualitas produk dan pangsa pasar. Penggunaan sirup dari buah alami memberikan cita rasa yang lebih nikmat dan segar. Produk nata dalam kemasan dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau  menggunakan mesin. Cup diisi dengan berat yang telah ditentukan, agar lebih tepat digunakan alat penimbang. Setelah larutan sirup nata dimasukkan ke dalam gelas plastik maka proses penutupan gelas dengan menggunakan cup sealer. Agar tidak berkerut, kencang, pinggiran tutp cup rapi, rapat dan tidak bocor, tidak menggembung dan tidak lengket karena gula. Kemudian dikemas dengan menggunakan karton tang telah diberi label. Selain berfungsi  untuk melindungi produk, kemasan juga dapat memberikan nilai estetik dan meningkatkan daya tarik suatu produk. Untuk memberikan informasi produk pada kemasan disertakan label. Antara lain nama produk, komposisi, isi netto (berat bersih), nama dan alamat perusahaan, nomor pendaftaran pangan, kode produksi, tanggal kadar luasa, petunjuk penyimpanan, petunjuk penggunaan, dan nilai gizi. Setelah dikemas produk dimasukkan dalam kemasan kerdus, kemudian disimpan diruangan suhu kamar, hindarkan dari hama tikus atau serangga.
2.      Harga jual  Nata de cassava dijual Rp. 1.800 /kg, ke produsen minuman kemasan. Jika untuk dijual per kemasan gelas plastik berisi 24 gelas dengan harga per dus Rp. 19.000 sehingga dapat di ecer per gelasnya dengan harga Rp. 1.000.
3.      Promosi dapat dilakukan melalui media Koran sebagai sarana perkenalan produk. Selain itu dengan menggunakan pekerja sales yang akan menawarkan produk ke toko distributor atau minimarket, hingga ke warung-warung kecil. Promosi juga bisa dilakukan melalui kerjasama dengan even organizer untuk acara ulang tahun dan sebagainya. Selain itu menjalin kerjasama dengan UKM didaerah untuk mengenalkan produk nata de cassava sebagai bentuk oleh-oleh ciri khas daerah tersebut. Dengan mengikuti pameran produk lokal, sebagai bentuk partisipasi dalam rangka acara daerah dan pengenalan produk UKM.
4.      Tempat dibuatkan outlet berupa stan produk nata de cassava dengan diberi spanduk produk.
5.      Rencana Penjualan. Produk nata de cassava yang sudah dikemas dapat segera dipasarkan. Pengiriman nata ke produsen minuman dapat dilakukan seminggu sekali. Penyimpanan yang terlalu lama akan menurunkan kualitas, dari batas tanggal kadarluarsa antara lain tekstur dan aroma yang kurang sedap. Oleh karena itu perencaan yang baik, meliputi ketersediaan bahan baku, jadwal produksi, hingga jumlah tenaga kerja sehingga target pemasaran dapat terpenuhi secara kontinu. Pengiriman barang dapat menggunakan truk dengan kapasitas besar untuk sekali pengiriman.
c.       Rencana Keuangan
Analisis keuangan berupa analisis kelayakan ekonomi, dengan asumsi tingkat produksi 7.500 kg per bulan, harga jual Rp. 1.800 /kg lembar nata de cassava, bahan baku yang digunakan adalah singkong dengan harga Rp. 800 /kg.
1.      Analisis Modal












Modal Tetap  
No
Jenis Investasi
Jumlah (Rp)
1
Mesin pemarut (1 unit)
1.500.000
2
Alat pres (1 unit)
    500.000
3
Sewa tempat @ Rp. 2.000.000 x 2 tahun
4.000.000
4
Mesin pemotong nata (1 unit)
6.000.000
5
Biaya pengiriman alat dan mesin
2.500.000
6
Peralatan produksi:


-          Nampan @Rp. 2.500 x 2000 unit
5.000.000

-          Drum plastik @Rp. 195.000 x 8 unit
 1.950.000

-          Ember plastik @Rp. 25.000 x 8 unit
    200.000

-          Jerigen plastik kap. 30 lt @Rp. 30.000 x 10 unit
    300.000

-          Botol sirup 630 ml @Rp. 300 x 500 unit
    150.000

-          Timbangan 1000 gram 1 unit
    100.000

-          Rak kayu @Rp. 350.000 x 6 unit
 2.100.000

-          Panci kapasitas max. 60 lt @Rp. 175.000 x 4 unit
    700.000

Total Modal Tetap
25.000.000

Modal Kerja
No
Modal Kerja
Kebutuhan per Bulan
Biaya per Bulan (Rp)
1
Bahan baku singkong @Rp. 800 /kg
1.700 kg
1.360.800
2
ZA (Amonium Sulfat) Rp. 2000 /kg
40 kg
     79.200
3
Gula pasir @Rp. 10.500 /kg
 9 kg
     94.500
4
Asam asetat/Asam cuka Rp. 12.000/lt
31,2 lt
   374.400
5
Bahan bakar kayu dan serbuk kayu

   350.000
6
Enzim alfa – amylase Rp. 175.000 /lt
0.6 lt
   105.000
7
Enzim beta – amylase Rp. 175.000/lt
0,36 lt
     63.000
8
Sarana air bersih

   100.000
9
Sarana listrik

   200.000
10
Koran bekas @Rp. 2.500
84 kg
210.000
11
Gaji karyawan Rp. 600.000
4 orang
2.400.000
12
Biaya tak terduga 10 % modal kerja

533.650

Total Modal Kerja

5.870.150

Total Kebutuhan Modal = Modal tetap + Modal Kerja
                                          = Rp. 25.000.000 + Rp. 5.870.150
                                          = Rp. 30.870.150


2.      Biaya Produksi per Tahun
Biaya Tetap
No
Biaya Tetap
Jumlah (Rp)
1
Biaya karyawan 12 bulan (12 x 2.400.000)
28.800.000
2
Sewa tempat
2.000.000
3
Penyusutan alat (10 %)
2.500.000
4
Biaya modal (8%)
2.470.000

Total Biaya Tetap
35.770.000

Biaya Tidak Tetap

No
Biaya Tidak Tetap
Jumlah Biaya Per Bulan  (Rp)
Jumlah Biaya Per Tahun (Rp)
1
Bahan baku singkong
1.360.000
16.329.600
2
ZA (Amonium Sulfat)
79.200
950.400
3
Gula pasir
94.500
1.134.000
4
Asam asetat / Asam cuka
374.400
4.492.800
5
Ahan bakar kayu
350.000
4.200.000
6
Air
100.000
1.200.000
7
Listrik
200.000
2.400.000

Total biaya tidak tetap
2.558.900
30.706.800


Total Biaya Produksi per Tahun
                        = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
                        = Rp. 35.770.000 + 30.706.800
                        = Rp. 66.476.800

Keuntungan per Tahun
Perhitungan rugi laba dengan harga jual Nata de cassava potongan Rp. 1.800 /kg
No
Uraian
Jumlah (Rp)
1
Hasil penjualan @Rp. 1.800 x 7.500 kg x 12 bulan
162.000.000
2
Biaya produksi
66.476.800
3
Pajak penjualan 10% x Rp. 162.000.000
16.200.000
4
Penghasilan kotor
79.323.200
5
Pajak penghasilan 15% x Rp. 79.323.200
11.898.500

Penghasilan Bersih
67.424.700

Jumlah penerimaan setiap tahun
                        = Penyusutan + Penghasilan Bersih
                        = Rp. 2.500.000 + Rp. 67.424.700
                        = Rp. 69.924.700
d.      Dana
Dana untuk modal usaha ini sebagai informasi deskriptif kualitatif dalam pengambilan keputusan dan dasar strategi bisnis kedepan. Berikut gambarannya:
-              Dari data modal wirausaha,  jumlah yang diperlukan untuk wirausaha nata de cassava Rp 30.870.150 adalah modal dasar sebagai perhitungan dari biaya yang saat ini berlaku.    
-             Pinjaman tertantung dari kemampuan pembayaran kredit dari hasil laba yang didapat, pinjaman bisa melalui Bank atau badan usaha simpan pinjam seperti koperasi, dengan pengajuan kredit usaha mandiri.
-             Dana mandiri bisa digunakan untuk menutupi kekurangan, hal-hal kecil seperti biaya pembelian selang, bola lampu, sapu dan sebagainya.















e.       Lampiran
Gambar hasil usaha.(ilustrasi)







BAB III
KESIMPULAN


Berdasarkan hasil kelayakan usaha, menghasilkan kesimpulan, sejauh mana gagasan usaha atau bisnis yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), secara financial maupun sosial, menunjukkan layak (feasible). Usaha nata de cassava memiliki prospek cukup menarik, tersedia bahan baku yang cukup melimpah, dengan proses dan teknologi yang mudah dan sederhana, sehingga layak dijalankan.