BAB I
PENDAHULUAN
Nata`de cassava adalah produk nata berbahan baku
singkong atau ubi kayu. Nata merupakan bahan pangan yang banyak digunakan
sebagai campuran produk minuman kemasan siap saji yang banyak dijumpai di
warung, toko hingga supermarket. Di Indonesia, produk minuman kemasan berbahan
baku nata banyak digemari dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Umumnya masyarakat
lebih mengenal nata de coco, yaitu nata berbahan baku air kelapa atau yang
sering disebut dengan sari kelapa. Nata de cassava memiliki karakteristik tidak
jauh berbeda dengan nata de coco, yaitu warnanya putih , kenyal, renyah mudah
digigit dan kandungan seratnya tinggi yaitu 1,7%. Selain itu, nata de cassava
juga memiliki tekstur yang halus dan rata pada bagian permukaanya dan memiliki
aroma tidak menyengat. Nata de cassava memiliki potensi yang besar menjadi
pesaing produk nata de coco, karena memiliki kualitas produk yang tidak kalah
dengan nata de coco. Saat ini, produk minuman kemasan nata de cassava sudah
mulai populer.
Selain digunakan sebagai bahan minuman, produk nata
juga banyak digunakan untuk campuran berbagai makanan kecil antara lain kue
pudding, koktail, manisan, es campur, dan lain-lain. Di pasar domestik,
permintaan produk nata biasanya meningkat tajam pada saat bulan Ramadan,
menjelang hari raya lebaran, tahun baru, dan hari-hari besar lainnya. Dibulan
puasa, hampir diseluruh kota di Indonesia banyak pedagang kolak, es buah,
koktail, menggunakan bahan nata sebagai bahan campuran.
Pada umumnya industri minuman lebih familier dengan
nata de coco sehingga permintaan produk nata setengan jadi atau potongan oleh industri
minuman kemasan sangat tinggi. Namun pasokan nata de coco setengah jadi ke
industri minuman masih belum mencukupi permintaan, sehingga pasar nata berbahan
baku lain masih terbuka lebar termasuk nata de cassava yang memiliki kualitas produk
yang cukup baik sebagai subtitusi nata de coco. Hal ini menunjukkan bahwa nata
de cassava memiliki peluang besar untuk menjadi pesaing nata de coco.
BAB
II
PEMBAHASAN
Evaluasi Ide Dan Konsep
a.
Analisis
Ide
Singkong
merupakan tanaman tropis dan sub tropis yang umbinya dikenal luas sebagai
makanan pokok karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dan daunnya bisa
dijadikan sebagai sayuran. Singkong merupakan komoditas pertanian yang telah
banyak diolah menjadi aneka produk yang banyak di konsumsi oleh manyarakat.
Singkong merupakan bahan baku industri nata de cassava. Oleh karena itu nata de
cassava sangat bergantung pada ketersediaan, kontinuitas, dan stabilitas harga
bahan baku singkong. Singkong berkualitas bsik jika memiliki kadar pati tinggi,
kadar air rendah, warna putih, kulit tipis dan mudah dikupas, serta kandungan
asam sianida dalam level rendah. Di Indonesia, untuk mendapatkan bahan baku
singkong relative mudah dan murah karena tanaman ini tersebar hampir di seluruh
wilayah Indonesia.
Mutu singkong
akan sangat dipegaruhi oleh jenis, umur, tempat tumbuh, perawatan, dan pemupukan
pada saat budi daya. Umur singkong yang siap panen kurang lebih 7-9 bulan.
Singkong dengan kadar pati yang tinggi akan berpengarung pada kualitas nata
yang dihasilkan. Singkong dengan warna putih akan menghasilkan nata de cassava
warna putih cerah, sedangkan singkong dengan warna kuning akan menghasilkan
warna nata kecoklatan meskipun jika diproses lebih lanjut dengan pencucian dan
perebusan dapat berwarna putih. Singkong berkulit tipis dan mudah dikupas
secara ekonomis lebih mudah. Singkong
yang mudah dikupas lebih efesien hemat waktu dan biaya tenaga kerja. Berikut
kreteria yang diharapkan:
1. Ukuran
pasar yang diharapkan dapat menjangkau semua kalangan. Aspek pasar merupakan
aspek yang sangat penting untuk dipertimbangkan, sehingga dapat diprediksi
perkembangan bisnis berdasarkan pangsa pasar yang tersedia, faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan di masa yang akan datang, tingkat persaingan, dan
strategi yang harus dilakukan dalam menghadapi pesaing. Potensi pasar nata de
cassava cukup memjanjikan, karena produk nata de cassava memiliki kualitas yang
cukup bagus dan mampu menjadi subtitusi nata de coco, sedangkan permintaan
produk nata cukup besar, apalagi saat ini produk nata tidak hanya digunakan
sebagai bahan pangan saja, juga untuk nonpagan.
2. Peluang
dan tantangan pengolahan nata de cassava salah satunya penyediaan bahan baku singkong
harus sesuai dengan jadwal produksi agar tidak terjadi penumpukan bahan baku.
Singkong yang terlalu lama disimpan akan busuk. Kebutuhan bahan baku singkong
dapat terpenuhi dengan menjalin kerja sama dengan supplier singkong atau
bermitra dengan petani singkong. Harga singkong di petani atau supplier
berkisar Rp. 600 sampai Rp. 1000, harga singkong tergantung pada jenis
singkong, wilayah pemasaran ketersediaan, dan tingkat permintaan.
3. Kekuatan
bisnis nata de cassava adalah ketersediaan bahan baku yang melimpah, proses
fermentasi nata de cassava tidak memerlukan penambahan gula pasir. Gula pasir
dibutuhkan hanya untuk pengembangbiakan bibit Acetobacter xylinum. Gula pasir merupakan biaya variable yang perlu
dipertimbangkan karena harga gula pasir bersifat fluktuatif. Pada proses produksi
nata de cassava, relative mudah, teknologi yang digunakan sederhana, tersedia
sumber daya manusia atau tenaga kerja yang mudah di pekerjakan. Untuk
berwirausaha nata de cassava skala rumahan, kita dapat membuat produk siap saji
berupa nata lembaran atau potongan keindustri minuman kemasan skala besar. Atau
dikemas sendiri dalam bentuk minuman sirup dalam kemasan gelas plastik.
4. Lokasi
produksi merupakan produk yang sangat penting dan menentukan keberlangsungan
usaha nata de cassava. Ada beberapa pertimbangan untuk menentukan lokasi antara
lain: Mendekatkan pada bahan baku, karena kontinuitas bahan baku adalah faktor
penting yang menunjang keberlangsungan usaha. Mendekatkan pada pasar, bertujuan
untuk mempermudah dan mempercepat pemasaran serta menekan biaya pengiriman. Mendekatkan
pada sumber daya tenaga kerja, dengan upah yang terjangkau dan layak sesuai
dengan kemampuan laba yang dihasilkan.
Tenaga kerja dengan kinerja tinggi akan menekan biaya produksi dan meningkatkan
laba. Cukup tersedia sarana infrastruktur seperti jalan, listrik, dan air.
Akses jalan diperlukan untuk keluar masuk pengiriman produk dan penerimaan
bahan baku. Air merupakan sarana penting bagi industri nata de cassava karena
memerlukan air bersih untuk pengenceran media, pencucian alat-alat yang
digunakan dan untuk penyimpaanan nata de cassava dalam drum. Nata hasil panen
harus ditambah air agar tidak rusak dan berjamur. Lokasi produksi sebaiknya tidak berada dalam
di pemukiman yang padat penduduk dan sudah mendapat ijin dari warga setempat.
Area produksi seringkali menimbulkan bau yang kurang sedap dan limbah cair atau
limbah produk gagal berpotensi mengganggu lingkungan sekitar.
Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk mengantisipasi komplain oleh warga.
b.
Rencana
Pemasaran
1. Produk
nata de cassava
Untuk
menghasilkan nata de cassava yang siap konsumsi diperlukan pengolahan lebih
lanjut dengan penambahan gula, berbagai macam cita rasa, pemberian pewarna
untuk menembah daya tarik, bahan pengawet, hingga pengemasan menggunakan mesin
kemasan manual atau otomatis. Kemasan yang biasa digunakan antara lain kantung
plastik, cup, atau kaleng. Formula untuk membuat sirup nata de cassava dalam
kemasan tergantung kualitas produk dan pangsa pasar. Penggunaan sirup dari buah
alami memberikan cita rasa yang lebih nikmat dan segar. Produk nata dalam
kemasan dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau menggunakan mesin. Cup diisi dengan berat yang
telah ditentukan, agar lebih tepat digunakan alat penimbang. Setelah larutan
sirup nata dimasukkan ke dalam gelas plastik maka proses penutupan gelas dengan
menggunakan cup sealer. Agar tidak berkerut, kencang, pinggiran tutp cup rapi,
rapat dan tidak bocor, tidak menggembung dan tidak lengket karena gula.
Kemudian dikemas dengan menggunakan karton tang telah diberi label. Selain
berfungsi untuk melindungi produk,
kemasan juga dapat memberikan nilai estetik dan meningkatkan daya tarik suatu
produk. Untuk memberikan informasi produk pada kemasan disertakan label. Antara
lain nama produk, komposisi, isi netto (berat bersih), nama dan alamat
perusahaan, nomor pendaftaran pangan, kode produksi, tanggal kadar luasa,
petunjuk penyimpanan, petunjuk penggunaan, dan nilai gizi. Setelah dikemas
produk dimasukkan dalam kemasan kerdus, kemudian disimpan diruangan suhu kamar,
hindarkan dari hama tikus atau serangga.
2. Harga
jual Nata de cassava dijual Rp. 1.800
/kg, ke produsen minuman kemasan. Jika untuk dijual per kemasan gelas plastik
berisi 24 gelas dengan harga per dus Rp. 19.000 sehingga dapat di ecer per gelasnya
dengan harga Rp. 1.000.
3. Promosi
dapat dilakukan melalui media Koran sebagai sarana perkenalan produk. Selain
itu dengan menggunakan pekerja sales yang akan menawarkan produk ke toko
distributor atau minimarket, hingga ke warung-warung kecil. Promosi juga bisa
dilakukan melalui kerjasama dengan even organizer untuk acara ulang tahun dan
sebagainya. Selain itu menjalin kerjasama dengan UKM didaerah untuk mengenalkan
produk nata de cassava sebagai bentuk oleh-oleh ciri khas daerah tersebut.
Dengan mengikuti pameran produk lokal, sebagai bentuk partisipasi dalam rangka
acara daerah dan pengenalan produk UKM.
4. Tempat
dibuatkan outlet berupa stan produk nata de cassava dengan diberi spanduk
produk.
5. Rencana
Penjualan. Produk nata de cassava yang sudah dikemas dapat segera dipasarkan.
Pengiriman nata ke produsen minuman dapat dilakukan seminggu sekali.
Penyimpanan yang terlalu lama akan menurunkan kualitas, dari batas tanggal
kadarluarsa antara lain tekstur dan aroma yang kurang sedap. Oleh karena itu
perencaan yang baik, meliputi ketersediaan bahan baku, jadwal produksi, hingga
jumlah tenaga kerja sehingga target pemasaran dapat terpenuhi secara kontinu.
Pengiriman barang dapat menggunakan truk dengan kapasitas besar untuk sekali
pengiriman.
c.
Rencana
Keuangan
Analisis
keuangan berupa analisis kelayakan ekonomi, dengan asumsi tingkat produksi
7.500 kg per bulan, harga jual Rp. 1.800 /kg lembar nata de cassava, bahan baku
yang digunakan adalah singkong dengan harga Rp. 800 /kg.
1. Analisis
Modal
Modal Tetap
|
No
|
Jenis Investasi
|
Jumlah (Rp)
|
|
1
|
Mesin pemarut (1
unit)
|
1.500.000
|
|
2
|
Alat pres (1 unit)
|
500.000
|
|
3
|
Sewa tempat @ Rp. 2.000.000 x 2
tahun
|
4.000.000
|
|
4
|
Mesin pemotong nata (1 unit)
|
6.000.000
|
|
5
|
Biaya pengiriman alat dan mesin
|
2.500.000
|
|
6
|
Peralatan produksi:
|
|
|
|
-
Nampan @Rp. 2.500 x 2000 unit
|
5.000.000
|
|
|
-
Drum plastik @Rp. 195.000 x 8 unit
|
1.950.000
|
|
|
-
Ember plastik @Rp. 25.000 x 8 unit
|
200.000
|
|
|
-
Jerigen plastik kap. 30 lt @Rp. 30.000
x 10 unit
|
300.000
|
|
|
-
Botol sirup 630 ml @Rp. 300 x 500 unit
|
150.000
|
|
|
-
Timbangan 1000 gram 1 unit
|
100.000
|
|
|
-
Rak kayu @Rp. 350.000 x 6 unit
|
2.100.000
|
|
|
-
Panci kapasitas max. 60 lt @Rp.
175.000 x 4 unit
|
700.000
|
|
|
Total
Modal Tetap
|
25.000.000
|
Modal Kerja
|
No
|
Modal Kerja
|
Kebutuhan per Bulan
|
Biaya per Bulan (Rp)
|
|
1
|
Bahan baku singkong @Rp. 800
/kg
|
1.700
kg
|
1.360.800
|
|
2
|
ZA (Amonium Sulfat) Rp. 2000
/kg
|
40
kg
|
79.200
|
|
3
|
Gula pasir @Rp. 10.500 /kg
|
9 kg
|
94.500
|
|
4
|
Asam asetat/Asam cuka Rp.
12.000/lt
|
31,2
lt
|
374.400
|
|
5
|
Bahan bakar kayu dan serbuk
kayu
|
|
350.000
|
|
6
|
Enzim alfa – amylase Rp.
175.000 /lt
|
0.6
lt
|
105.000
|
|
7
|
Enzim beta – amylase Rp.
175.000/lt
|
0,36
lt
|
63.000
|
|
8
|
Sarana air bersih
|
|
100.000
|
|
9
|
Sarana listrik
|
|
200.000
|
|
10
|
Koran bekas @Rp. 2.500
|
84
kg
|
210.000
|
|
11
|
Gaji karyawan Rp. 600.000
|
4
orang
|
2.400.000
|
|
12
|
Biaya tak terduga 10 % modal
kerja
|
|
533.650
|
|
|
Total
Modal Kerja
|
|
5.870.150
|
Total
Kebutuhan Modal = Modal tetap + Modal Kerja
= Rp. 25.000.000 + Rp. 5.870.150
= Rp. 30.870.150
2. Biaya
Produksi per Tahun
Biaya Tetap
|
No
|
Biaya Tetap
|
Jumlah (Rp)
|
|
1
|
Biaya karyawan
12 bulan (12 x 2.400.000)
|
28.800.000
|
|
2
|
Sewa tempat
|
2.000.000
|
|
3
|
Penyusutan
alat (10 %)
|
2.500.000
|
|
4
|
Biaya modal
(8%)
|
2.470.000
|
|
|
Total Biaya Tetap
|
35.770.000
|
Biaya Tidak
Tetap
|
No
|
Biaya Tidak Tetap
|
Jumlah Biaya Per Bulan (Rp)
|
Jumlah Biaya Per Tahun (Rp)
|
|
1
|
Bahan baku
singkong
|
1.360.000
|
16.329.600
|
|
2
|
ZA (Amonium
Sulfat)
|
79.200
|
950.400
|
|
3
|
Gula pasir
|
94.500
|
1.134.000
|
|
4
|
Asam asetat /
Asam cuka
|
374.400
|
4.492.800
|
|
5
|
Ahan bakar
kayu
|
350.000
|
4.200.000
|
|
6
|
Air
|
100.000
|
1.200.000
|
|
7
|
Listrik
|
200.000
|
2.400.000
|
|
|
Total biaya tidak tetap
|
2.558.900
|
30.706.800
|
Total Biaya Produksi per Tahun
=
Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
=
Rp. 35.770.000 + 30.706.800
=
Rp. 66.476.800
Keuntungan per
Tahun
Perhitungan rugi
laba dengan harga jual Nata de cassava potongan Rp. 1.800 /kg
|
No
|
Uraian
|
Jumlah (Rp)
|
|
1
|
Hasil
penjualan @Rp. 1.800 x 7.500 kg x 12 bulan
|
162.000.000
|
|
2
|
Biaya produksi
|
66.476.800
|
|
3
|
Pajak
penjualan 10% x Rp. 162.000.000
|
16.200.000
|
|
4
|
Penghasilan
kotor
|
79.323.200
|
|
5
|
Pajak
penghasilan 15% x Rp. 79.323.200
|
11.898.500
|
|
|
Penghasilan Bersih
|
67.424.700
|
Jumlah
penerimaan setiap tahun
= Penyusutan +
Penghasilan Bersih
= Rp. 2.500.000 + Rp.
67.424.700
= Rp. 69.924.700
d.
Dana
Dana untuk modal
usaha ini sebagai informasi deskriptif kualitatif dalam pengambilan keputusan
dan dasar strategi bisnis kedepan. Berikut gambarannya:
-
Dari data modal wirausaha, jumlah yang diperlukan untuk wirausaha nata de
cassava Rp 30.870.150 adalah modal dasar sebagai perhitungan dari biaya yang
saat ini berlaku.
-
Pinjaman tertantung
dari kemampuan pembayaran kredit dari hasil laba yang didapat, pinjaman bisa
melalui Bank atau badan usaha simpan pinjam seperti koperasi, dengan pengajuan
kredit usaha mandiri.
-
Dana mandiri bisa
digunakan untuk menutupi kekurangan, hal-hal kecil seperti biaya pembelian
selang, bola lampu, sapu dan sebagainya.
e.
Lampiran
Gambar hasil
usaha.(ilustrasi)






BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kelayakan usaha, menghasilkan
kesimpulan, sejauh mana gagasan usaha atau bisnis yang direncanakan dapat
memberikan manfaat (benefit), secara
financial maupun sosial, menunjukkan layak (feasible).
Usaha nata de cassava memiliki prospek cukup menarik, tersedia bahan baku yang
cukup melimpah, dengan proses dan teknologi yang mudah dan sederhana, sehingga
layak dijalankan.